TUGAS BESAR

[menuju akhir]

 1. Tujuan [kembali]

  • Mengetahui dan memahami kontrol sun tracker
  • Dapat mengetahui persamaan yang berhubungan dengan  kontrol sun tracker
  • Mampu mengaplikasikan rangkaian percobaan  kontrol sun tracker
  • Meningkatkan pemahaman tentang  kontrol sun tracker

2. Komponen [kembali]

ALAT

ALAT

instrument

1)Multimeter
Multimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan pada suatu komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2 Voltmeter dengan komponen yang akan diuji tegangannya.
 


Berikut adalah Spesifikasi dan keterangan Multimeter








Generator Daya

1) Baterai

 

Baterai merupakan sebuah alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Pada percobaan kali ini, baterai berfungsi sebagai sumber daya atau.

Spesifikasi dan Pinout Baterai

  •  Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
  •  Output voltage: dc 1~35v
  •  Max. Input current: dc 14a
  •  Charging current: 0.1~10a
  •  Discharging current: 0.1~1.0a
  •  Balance current: 1.5a/cell max
  •  Max. Discharging power: 15w
  •  Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
  •  Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
  •  Ukuran: 126x115x49mm
  •  Berat: 460gr
    

2) Power Suply


Berfungsi sebagai sumber daya bagi sensor ataupun rangkaian. Spesifikasi :
Input voltage: 5V-12V
Output voltage: 5V
Output Current: MAX 3A
Output power:15W
conversion efficiency: 96%

BAHAN
      1. Resistor
Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V=I R). 

Cara menghitung nilai resistor:
Tabel warna

Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau   = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak  = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

Spesifikasi





·         3) Dioda

Spesifikasi

Untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

4) Transistor
Merupakan transistor tipe NPN yang digunakan untuk switching agar mengaktifkan kontak relay dan relay tersebut akan memberikan kontak pada motor DC dan output lainnya.
Spesifikasi :
    •  Bi-Polar Transistor
    •  DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
    •  Continuous Collector current (IC) is 100mA
    •  Emitter Base Voltage (VBE) is > 0.6V
    •  Base Current(IB) is 5mA maximum

5) Op Amp - LM741
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

 
Konfigurasi PIN LM741

Spesifikasi:




   9. LM35

komponen input


1)Rain Sensor



S.No:

Name

Function

1

VCC

Connects supply voltage- 5V

2

GND

Connected to ground

3

D0

Digital pin to get digital output

4

A0

Analog pin  to get analog output

2)Logicstate
Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.
Pinout


·        











333)Sensor LDR



Beberapa karakteristik yang terdapat pada sensor LDR antara lain adalah :

  •  Tegangan maksimum (DC) :  150 V
  •  Konsumsi Arus Maksimum :  100 mW
  •  Tingkatan Resistansi / Tahanan : 10 Ohm hingga 100k Ohm
  •  Puncak Spektral :  540 nm (ukuran gelombang cahaya)
  •  Waktu Respon Sensor : 20ms – 30 ms
  •  Suhu Operasi :  -30o Celcius  –  70o Celcius

      Komponen Output
1) Relay
 
Spesifikasi 




Relay umumnya adalah tegangan input 5 VDC, 12 VDC atau 48 VDC. Untuk common dan NO NC umumnya 220 vac dengan arus kerja 10 A.

  •  Konfigurasi pin Relay dihubungkan ke 5V
  •  GND dihubungkan ke GND
  •  IN1/Data dihubungkan ke pin 2
  • Pinout


   


2)Motor



Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Spesifikasi

Pinout

Grafik Respons:

3) Ground


Sistem ground yang merupakan sebuah titik referensi tegangan yang memiliki nilai “nol”. Titik “nol” pada listrik AC & DC Untuk rangkaian DC, ground merupakan jalur kabel listrik yang berhubungan dengan kutub negatif (-) dari baterai/accu. Atau dengan kata lain ground ini digunakan untuk meniadakan beda potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus pada rangkaian.

3. Dasar Teori [kembali]


A.Sun Tracker
Pelacak mengarahkan panel surya atau modul ke arah matahari. Perangkat ini mengubah orientasi mereka sepanjang hari untuk mengikuti jalur matahari untuk memaksimalkan penangkapan energi. Pelacak surya sumbu tunggal berputar pada satu sumbu bergerak bolak-balik dalam satu arah.

B. Baterai
Baterai merupakan sebuah alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Pada percobaan kali ini, baterai berfungsi sebagai sumber daya.


C. Resistor
Resistor memiliki nilai resistansi atau hambatan yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik yang mengalir dalam rangkaian. Resistor memiliki dua pin untuk mengukur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu yang dapat menghasilkan tegangan listrik di antara kedua pin. Nilai tegangan terhadap resistansi berbanding lurus dengan arus yang mengalir.


D. LED
Light Emitting Diode atau LED merupakan sebuah komponen yang menghasilkan cahaya monokromatik ketika diberi tegangan. LED terbuat dari semikonduktor dan perbedaan warna yang dihasilkan disebabkan perbedaan bahan semikonduktor yang digunakan.


E. Transistor
Transistor merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal, pemutus atau penyambung sinyal (switching), stabilisasi tegangan, dan fungsi lainnya. Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor, dan emitor. Pada rangkaian kali ini digunakan transistor BC548C bertipe NPN. Transistor ini diperumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki basis diberi arus, maka arus pada kolektor akan mengalir ke emiter yang disebut dengan kondisi ON. Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada arus mengalir dari kolektor ke emitor yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika arus yang diberikan pada kaki basis melebihi arus pada kaki kolektor  atau arus pada kaki kolektor adalah nol (karena tegangan kaki kolektor sekitar 0,2 - 0,3 V), maka transistor akan mengalami cutoff (saklar tertutup).


F. Motor
Motor arus searah dengan belitan medan seri adalah jenis motor traksi tertua. Ini memberikan karakteristik torsi kecepatan yang berguna untuk propulsi, memberikan torsi tinggi pada kecepatan rendah untuk akselerasi kendaraan, dan torsi menurun seiring dengan peningkatan kecepatan. Dengan mengatur belitan medan dengan beberapa tap, karakteristik kecepatan dapat bervariasi, sehingga memungkinkan kontrol akselerasi operator yang relatif mulus. Ukuran kontrol lebih lanjut diberikan dengan menggunakan pasangan motor pada kendaraan dalam kontrol pararel seri ; untuk operasi lambat atau beban berat, dua motor dapat dijalankan secara seri dari suplai arus searah. Dimana kecepatan yang lebih tinggi diinginkan, motor ini dapat dioperasikan secara paralel, membuat tegangan yang lebih tinggi tersedia di masing-masing motor sehingga memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi. Bagian dari sistem rel mungkin menggunakan voltase yang berbeda, dengan voltase yang lebih tinggi dalam jangka panjang antar stasiun dan voltase yang lebih rendah di dekat stasiun yang hanya memerlukan pengoperasian lebih lambat.

Varian dari sistem DC adalah motor seri AC, juga dikenal sebagai motor universal , yang pada dasarnya adalah perangkat yang sama tetapi beroperasi pada aruis bolak balik . Karena dinamo dan arus medan berlawanan arah pada saat yang sama, perilaku motor serupa dengan perilaku saat diberi energi dengan arus searah. Untuk mencapai kondisi pengoperasian yang lebih baik, rel AC sering kali disuplai dengan arus padafrekuensi yang lebih rendah daripada pasokan komersial yang digunakan untuk penerangan dan daya umum; pembangkit listrik arus traksii khusus digunakan, atau konveter putar digunakan untuk mengubah daya komersial 50 atau 60 Hz menjadi 25 Hz atau 16  Frekuensi 2 ⁄ 3 Hz digunakan untuk motor traksi AC. Sistem AC memungkinkan distribusi daya yang efisien di sepanjang jalur rel, dan juga memungkinkan kontrol kecepatan dengan switchgear pada kendaraan.
Motor induksi AC dan motor sinkron sederhana dan perawatannya rendah, tetapi sulit diterapkan pada motor traksi karena karakteristik kecepatan tetapnya. Motor induksi AC hanya menghasilkan sejumlah daya yang berguna pada kisaran kecepatan yang sempit yang ditentukan oleh konstruksinya dan frekuensi catu daya AC. 

G. Ground
Fungsi Grounding
Sistem grounding pada peralatan kelistrikan dan elektronika adalah untuk memberikan perlindungan pada seluruh sistem. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa fungsi dari grounding:

 

  1. Untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting, misalnya kabel grounding yang terpasang pada badan/sasis alat elektronik seperti setrika listrik akan mencegah kita tersengat listrik saat rangkaian di dalam setrika bocor dan menempel ke badan setrika.
  2. Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang besar langsung ke bumi. meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel grounding untuk instalasi rumah dan grounding untuk pernangkal petir pemasangannya harus terpisah.
  3. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan akibat adanya bocor tegangan.
  4. Grounding di dunia eletronika berfungsi untuk menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh daya yang kurang baik, ataupun kualitas komponen yang tidak standar.


H. Logicstate
Logicstate berfungsi sebagai input dari gerbang logika dimana ini saya memakai sensor inframerah, logicstate berfungsi sebagai inputnya dari sensor ini.



I. Relay

Prinsip Kerja Relay

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

  1.  Electromagnet (Coil)
  2.  Armature
  3.  Switch Contact Point (Saklar)
  4.  Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
  1.  




Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

  •  Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
  •  Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

Arti Pole dan Throw pada Relay

Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :

  •  Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
  •  Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :

  •  Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
  •  Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
  •  Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
  •  Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.

Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :

J .Dioda

Diode adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan sering kali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan. Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.  

K. Sensor LDR

      Nilai resistansi LDR sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka semakin menurun nilai resitansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang mengenainya sedikit (gelap), maka nilai hambatannya menjadi semakin besar, sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.

Adapun spesifikasi atau karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah sebagai berikut :

    1.  Tegangan maksimum (DC): 150V 
    2.   Konsumsi arus maksimum: 100mW 
    3.  Tingkatan Resistansi/Tahanan : 10Ω sampai 100KΩ 
    4.  Puncak spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
    5.  Waktu Respon Sensor : 20ms – 30ms 
    6.  Suhu operasi: -30° Celsius – 70° Celcius


    • L.   LM35

       Sensor suhu IC LM 35 merupkan chip IC produksi Natioanal Semiconductor yang berfungsi untuk mengetahui temperature suatu objek atau ruangan dalam bentuk besaran elektrik, atau dapat juga di definisikan sebagai komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah perubahan temperature yang diterima dalam perubahan besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 dapat mengubah perubahan temperature menjadi perubahan tegangan pada bagian outputnya. Sensor suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan DC +5 volt dan konsumsi arus DC sebesar 60 µA dalam beroperasi. Bentuk fisik sensor suhu LM 35 merupakan chip IC dengan kemasan yang berfariasi, pada umumnya kemasan sensor suhu LM35 adalah kemasan TO-92  seperti terlihat pada gambar dibawah.

      Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada dasarnya memiliki 3 pin yang berfungsi sebagai sumber supply tegangan DC +5 volt, sebagai pin output hasil penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC pada Vout dan pin untuk Ground.

      Karakteristik Sensor suhu IC LM35 adalah :

          - Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
          -Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC.
          -Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
          -Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
          -Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
          -Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
          -Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
          -Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.


        Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, sensor suhu LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kontrol khusus serta tidak memerlukan seting tambahan karena output dari sensor suhu LM35 memiliki karakter yang linier dengan perubahan 10mV/°C. Sensor suhu LM35 memiliki jangkauan pengukuran -55ºC hingga +150ºC dengan akurasi ±0.5ºC. Tegangan output sensor suhu IC LM35 dapat diformulasikan sebagai berikut :

        Vout LM35 = Temperature º x 10 mV
        M. Komparator non inverting





4. Percobaan[kembali]
Prosedur Percobaan

  • Bukalah aplikasi proteus terlebih dahulu.
  • Buka schematic capture, pilih bagian component mode (), dan pada bagian devices klik 'P'.
  • Pastikan kategorinya berada pada all categories agar mudah dalam melakukan pencarian.
  • Ketikkan semua nama bahan komponen yang dibutuhkan dalam rangkaian.
  • Double klik komponen yang kita butuhkan agar komponen tersebut muncul dikolom Devices.
  • Buka bagian Terminals mode ().
  • Pilih terminal yang diperlukan.
  • Setelah semua komponen didapatkan, letakkan komponen pada papan rangkaian.
  • Rangkailah semua komponen sesuai prinsipnya.
  • Klik play (pada bagian kiri bawah aplikasi untuk menjalankan rangkaian simulasi.
  • Saat di play, jika rangkaian simulasi sudah benar dan sesuai, maka akan muncul output LED pada rangkaian sensor sentuh tersebut dan motor sebagai penggerak keran




  • 5. Prinsip Kerja[kembali]

    SENSOR UV


    Sensor uv akan akan mendeteksi cahaya matahari sehingga terukur tegangan output sebesar 8.89 V
    Tegangan tersebut diumpankan menuju R7 dan terukur tegangan 2.25 V dan lalu diumpankan menuju rangkaian op amp voltage followers dan tweukur tegangan sebesar 3.96 V
    Nilai Vi=Vo
    Vcc akan mengalir melalui Relay dan masuk ke rangkaian Op Amp voltage follower menuju ground
    Karna adanya arus melalui Relay switch akan berpindah dari kiri ke kanan, dan menghidupkan led dan motor

    SENSOR INFRARED


    Sensor infrared digunakan dalam kontrol sun tracker untuk mendeteksi sumber cahaya infrared yang dapat berasal dari sinar matahari atau sumber lainnya. Sensor ini bekerja dengan mengirimkan sinar inframerah dan kemudian mendeteksi pantulannya. Posisi sun tracker dapat dikontrol berdasarkan perbedaan intensitas dan arah pantulan sinar inframerah yang diterima oleh sensor. Dengan menggunakan prinsip ini, sun tracker dapat mengikuti pergerakan sumber cahaya secara akurat.


    TOUCH SENSOR



    Touch sensor mendeteksi adanya sentuhan jari untuk mengaktifkan/menonaktifkan sun tracker.
    Dari sensor mengalir arus menuju ke R2 sehingga mendapatkan tegangan sebesar 5V. Arus mengalir ke non inverting amplifier sehingga didapatkan output sebesar 10V. Output tsb didapatkan dari rumus Vo = (Rf/Ri +1) Vi . Tegangan tsb di umpan ke R13 sebesar 10kohm menuju ke kaki base menuju ke emittor menuju ke R21 dan menuju ke ground.
    Didapatkan VBE sebesar 0.75V. Karena melebihi syarat aktif transistor yaitu sebesar >0.6V maka transistor menjadi aktif . Arus dari VCC mengalir ke R11 menuju ke kaki base menuju ke emittor menuju ke R21 dan menuju ke ground. Dan juga arus dari VCC mengalir ke relay 4 menuju ke collector menuju ke emittor menuju ke R21 menuju ke ground.
    Karena adanya arus yang mengalir pada relay membuat switch berpindah dari kiri ke kanan yang membuat menjadi rangkaian tertutup. Baterai sebesar 12V mengalirkan arus menuju ke motor sehingga motor dapat berfungsi


    SENSOR LDR

    Sensor LDR akan mendeteksi cahaya dan merubahnya menjadi energi listrik, lalu terukur tegangan sebesar 7.5V lalu akan melewati non inverting amplifier, output nya diumpankan ke Rf dan Ri lalu menuju ground dan terukur tegangan Vo nya sebesar 15V Tegangan 15V didapat dari rumus (Rf/Ri +1) × Vi Tegangan 15V lalu akan diumpankan ke R10 menuju titik base, lalu menuju titik emittor dan menuju ground.terukur tegangan VBE sebesar 0.99V Karna tegangan nya sebesar 0.99 V melebihi syarat yang harus lebih besar dari 0.6 V maka transistor nya aktif. Dari VCC yang bernilai +15V arus akan mengalir melalui R3 dan masuk melalui kaki base menuju kaki emitter dan menuju ke ground. Arus juga akan melalui R5 dan mengalir melalui Relay lalu ke kaki kolektor dan melalui kaki emitter dan menuju ground Karena adanya arus yang mengalir melewati relay, maka switch akan berubah posisi dari kanan ke kiri dan membentuk rangkaian tertutup. Dalam rangkaian, batrai 12v akan mengalir arus, melewati motor dan LED sehingga menyebabkan LED dan motor hidup


    flame sensor
    Dari sensor didapatkan tegangan sebesar 5V diumpankan ke buffer/voltage follower sehingga di dapatkan tegangan output sebesar 5V. Output tersebut didapatkan dengan rumus Vo=Vi. Tegangan output diumpan ke R18 sebesar 10k menuju ke kaki base,menuju ke emittor dan menuju ke ground. 
    Didapatkan VBE sebesar 0.88V. Karena melebihi batas syarat transistor sebesar >0.6V maka transistor menjadi aktif.
    Dari VCC mengalir arus menuju ke R17 menuju ke kaki base menuju ke emittor menuju ke ground. Dan juga arus mengalir ke relay 2 menuju ke kaki collector menuju ke emittor dan menuju ke ground.
     Karena adanya arus yang mengalir pada relay, membuat switch berpindah dari kanan ke kiri yang membuat menjadi rangkaian tertutup. Baterai sebesar 12V mengalirkan arus menuju R12 menuju LDE dan menuju motor serta menuju ke buzzer membuat LDE,motor dan buzzer menjadi hidup










     Pertama-tama sensor lm35 akan mendeteksi suhu disekitar solar cell , jika  suhu  >26°C maka arus akan mengalir ke rangkaian komparator lalu menuju relay sehingga relay tertutup sehingga tegangan dapat mengalir dari generator DC ke rangkaian sun tracker. 

      Setelah itu saat Sensor LDR mendeteksi cahaya, maka LDR akan melewatkan tegangan sesuai besar intensitas cahaya yang diterima. LDR memiliki sifat semakin besar intensitas cahaya yang diterima, maka resistansi pada LDR akan semakin kecil sehingga tegangan yang dilewatkan oleh LDR semakin besar. Kemudian tegangan yang dilewatkan dikuatkan oleh opamp non inverting. LED akan aktif sebagai indikator dari LDR menerima cahaya. Tegangan yang telahdikuatkan tersebut juga menuju relay sehingga relay aktif. Saat relay aktif, saat relay aktif, maka pembangkit AC dan motor AC akan closeloop sehingga motor AC akan berputar.

    6. Video[kembali]

    video rangkaian


    Komentar

    Postingan populer dari blog ini